Wazzup coooy… di postingan ini guweh akan menceritakan tentang pengejaran mobil maicih yang spektakuler dan sangat pelik.
Jadi begini ceritanya, hari itu adalah hari sabtu malam (bukan malem minggu) guweh denna, jodha dan temanya jodha dalam tanda kutip pergi mangkal nonton pertandingan basket at “kridosono international indoor basketball court”!
Pertandingannya seru gweeeelaaak. pemainya juga ganteng ganteng. Apalagi yang nomer 57. Uuuuuhhhh, gilaak ganteng banget. Ganteng ganteng ganteeeeeeeeeeeng ! muwah muwah muwah ! (aku terpaksa menulis yang satu ini)
habis mangkal nonton basket, kamipun pulang dengan hati yang riang gembira seperti habis dicium oleh artis korea ! sesampainya di bantul (kota hijau dimana kami tinggal yang penuh dengan hal hal menarik dan menyenangkan) kami memutuskan untuk mencari minum di angkringan terdekat (kalo tidak salah angkringanya bernama…. Maaf tidak ada namanya) ps: temanya jodha dalam tanda kutip tidak ikut membeli angkringan (membeli angkringan?) dia pulang duluan ! sabar jod ! hidup memang tidak adil.
Baidewei, setelah beberapa kali mendatangi surga sego kucing for kucingers berbeda, kami tidak bisa menemukan es jeruk yang kami impi-impikan selama ini. Tetapi kami malah menemukkan mobil yang didambakan oleh para icihers, MOBIL MAICIH ! Ya, mobil tersebut menjual beberapa bungkus maicih (YAIYALAH, masak jual diri) mobil itu diam dan mangkal di depan pengadilan bantul paseban selama beberapa jam, menunggu mendes-mendes membeli !
Kok malah ngomongin mendes sih. It’s bout me and maicih yo.
Jadi, guweh pun penasaran untuk merasakan kelezatan maicih yang sangat sangar tersebut, tetapi uang yang ada di saku dompet bagian samping kanan belakang (semoga copet tidak membaca ini) menahanku untuk tidak membelinya. Seakan ia berkata:
“jangan jual diriku iful, aku masih mencintaimu. Walaupun aku sering terkena bau cepiritmu itu, tapi aku akan sealu mencintaimu”
Karna kasihan, guwehpun tidak jadi membeli maicih tersebut *mengusap air mata si uang*, lalu kami pun pergi dan menemukan tempat yang pas untuk mangkal istirahat. Tempat tersebut adalah burjonanan \m/
di burjonan terlintas sugesti sugesti yang sangat kuat yang mengatakan kepadaku agar aku membeli maicih
“iful yang ganteng, belilah maicih, maicih maiciiiihh” sugesti berkata
“nggaak, nggaak, ini nggak bisa terjadi, nggak, nggak akan” sambil ngupil.
“CEPAT BELI” sugesti tak mau mengalah
“tapi tapi tapi…. Ahhh aku dilema” masih ngupil.
“tunggu apalagi” sugesti menyahut
“hmmm, tapiiii. Oke, baiklah aku akan membelinya *petir menyambar!” selesai ngupil. Tempelke meja
Denna pun dengan cepat menyahut
“aku juga akan beli” suaranya keras dan lantang. Dia berasumsi bahwa jika di Bantul tidak banyak yang membeli maicih, maka maicih itu tidak akan kembali lagi ke bantul. Karna orang bantul tidak banyak yang mempunyai twitter, sedangkan maicih sebagian besar iklannya melalui twitter, jadi orang bantul tidak banyak yang tau tentang keberadaan maicih. Asumsi yang sangat menggelegar den.
Aku salut sithik!
setelah itu kami pun bersiap untuk berangkat membeli maicih tersebut. Tetapi apa yang terjadi kepada jodha?
Jodha yang tidak membawa uang tidak berkata sepatah katapun. Seakan angin menutupi keberadaanya.
tak lama kemudian, aku dan denna pamit kepada jodha yang tinggal di burjonan bersama om penjual burjo (jaga diri yo jod. Jangan masuk ke jurang kemaksiatan). Kami pun berangkat menggunakan motor berteknologi tinggi seperti yang ada di film film.
dengan kecepatan rata rata 60 km/h kami menuju ke mobil maicih tersebut. Tetapi apakah kalian tahu apa yang terjadi selanjutnya? Mobil itu sudah tidak adaaaaa !
backsound : when you’re gone, pieces of my heart are missing you. Entah di copet atau bagaimana (mobil dicopet?), tetapi kami sangat shock !
apa yang terjadi selanjutnya?
Denna memperoleh sebutir pencerahan. Dia melihat mobil itu pergi belum jauh dari tempat mangkalnya. Kami pun mengejarnya. Mobil itu belok, kami ikut belok. Mobil itu muter, kami ikut muter, mobil itu terbang, kami ikut terbang, I BELIEVE I CAN FLY !
Mobil itu melaju dengan kecepatan yang tidak terhingga. Bukan, bukan roh, tetapi yang penting mobil itu sangat cepat. sambil terengah-engah dan megap-megap kamipun mencoba mengejar mobil itu (padahal naik motor).
Beberapa menit kemudian…
Kami dapat menyamai kecepatan mobil itu. guwehpun berteriak
“MAICIH YA?” sambil naik motor, sambil ngupil
“OH IYA MAS” sambil nyetir
“MENEPI YA MAS” masih ngupil
“*mobil menepi”
“begini mas, saya tuh mau beli maicih, tapi tadi telat pas di paseban.” Main upil
“oh, iya iya mas. Gak papa. Saya kira tadi polisi. Hahaha”pedagang maicih tertawa
“*masih main upil. *kamera nge-close up upil. Heh kameraman jangan nge-shoot upilku. Pergi pergi !”
“mas, gimana? Mau beli gak? Yang gurilem atau yang seblak?” Tanya pedagang maicih.
“lagi lagi upil”
“mas?” pedagang maicih tak sabar
“oh, iya mas maaf. Keenakan mainan upil nih. Muahahah. saya mau beli yang gurilem aja” guweh mutusin
Tanpa sambungan apapun, denna menyahut “aku seblak wae, gek mengko ijolan yo pul”
“yoh!” sambil nylenthik upil
“jadi, gurilem satu, seblak satu. Semuanya 30.000” kata pedagang
Guwehpun mengeluarkan uang dari dompet yang guweh letakkan di saku kanan bagian belakang. Uangpun menangis.
“nih mas. *50.000” gak upil lagi.
“kembalinya 20.000 ya mas” pedagang menjawab
“makasih ya mas”
“ya. Sama sama”
Denna diam “…….”
Lalu, kamipun kembali ke basecamp burjonan dan menemukan jodha yang telah telan…(rasido wae ahh). Ora lho jod. Meng guyon !
Kami pun pulang dengan riang gembira seperti dicium oleh artis korea! Oh iya, sebelum ke rumah, guweh ke rumahnya denna dulu buat bagi masing masing maicih.
Sedikit fiksi, sedikit non fiksi. SEKIAN !
PERSEPSI DENNA TERNYATA SALAH BESAR !!!
BalasHapusYOBEN
HapusPREK
Hapus